Selasa, 11 Mei 2010

Pembelian UIang

PENGARUH PROMOSI DAN ATRIBUT PRODUK SERTA CITRA MEREK
TERHADAP PEMBELIAN ULANG SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO
PADA DEALER MATARAM SAKTI SEMARANG

Oleh

JATI TIRTO P
Universitas Islam Sultan Agung Semarang

ABSTRAK


Pembelian ulang merupakan salah satu perilaku setelah pembelian yang sebelumnya didasari dengan kepuasan. Jika pelanggan merasa puas untuk selanjutnya dia akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Ada 3 (tiga) sifat seseorang melakukan tindakan pembelian ulang, yaitu : citra merek, atribut produk, efektifitas iklan (promosi).
Permasalahan penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh promosi, atribut produk dan citra merek terhadap minat pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio pada dealer Mataram Sakti Semarang ?
Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh promosi, atribut produk dan citra merek terhadap minat pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio pada dealer Mataram Sakti Semarang.
Populasi yang digunakan adalah seluruh konsumen yang melakukan pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio pada dealer Mataram Saksi Semarang. Adapun pertimbangan pemilihan sampel dalam penelitian ini konsumen yang melakukan pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio pada dealer Mataram Sakti Semarang yaitu dengan cara accydental sampling Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui analisis regresi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan (1) Untuk variabel promosi (X1) berpengaruh terhadap pembelian ulang konsumen (Y) pada dealer Mataram Sakti Semarang.yang dibuktikan dengan nilai t hitung = 2,637 > t tabel = 1,985. (2) Untuk variabel atribut produk (X2) berpengaruh terhadap pembelian ulang konsumen (Y) pada dealer Mataram Sakti Semarang.yang dibuktikan dengan nilai t hitung = 2,040 > t tabel = 1,985 (3) Untuk variabel citra merek (X3) berpengaruh terhadap pembelian ulang konsumen (Y) pada dealer Mataram Sakti Semarang.yang dibuktikan dengan nilai t hitung = 5,855 > t tabel = 1,985.


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. (Assauri, 1999: 154).
Dahulu memang hanya ada beberapa macam merek saja sepeda motor dari Jepang, namun sekarang banyak sekali jumlahnya sesuai dengan perkembangannya, sebagai contoh misalnya produk dari Jepang yang sudah banyak dikenal seperti Honda, Suzuki, Yamaha dan Kawasaki, yang sekarang banyak bermunculan produk-produk dari China dan Korea yang semakin menambah ketatnya persaingan seperti Jet Matic, Sanex, Jialing, Hokaido, Millenium, dan masih banyak lagi. Selain dari itu perusahaan yang bergerak dalam industri sepeda motor juga mulai mengeluarkan usahanya dengan memproduksi spare parts dan fasilitas servis atau bengkel khusus, sehingga di antara keduanya dapat saling mendukung dalam memberikan pelayanan terhadap konsumen. Salah satu bentuk pelayanan konsumen sepeda motor adalah pada dealer Yamaha yaitu Mataram Sakti Semarang.
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan itu (Engel, Blackwell and Miniard, 1994: 3). Jika perusahaan telah memperhatikan perilaku konsumen, maka langkah berikutnya dalam membuat kebijaksanaan dari strategi pemasaran yang berkaitan dengan produk. Sudah dapat dipastikan konsumen akan memilih produk yang berkualitas lebih baik di bandingkan dengan produk lain. Memang tidak mudah untuk memproduksi barang yang berkualitas baik pada saat bahan barunya lebih mahal. Akan tetapi setidaknya produsen tetap menjaga dan mempertahankan kualitas produk yang pernah atau akan di luncurkan kepasaran. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan sangat tergantung pada reaksi individu dan dari reaksi kelompok yang di nyatakan dalam bentuk pola pembelian, termasuk dalam hal pembelian ulang. Adanya keinginan seseorang untuk melakukan pembelian ulang produk Yamaha menunjukkan bahwa ketertarikan tersebut lebih disebabkan karena adanya berbagai macam keunggulan atau jika konsumen puas, konsumen akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk Yamaha tersebut. Dengan meningkatnya sejumlah orang yang melakukan pembelian dengan berbagai tujuan dan kepentingan yang berbeda, keinginan pembelian ulang konsumen pun semakin meningkat, sehingga apabila pelayanan baik maka konsumen akan merasa puas. (Kotler, 1997 : 176)
Dalam penelitian ini yang membahas/mengkaji pembelian ulang hanya mengambil 3 variabel saja, yaitu variabel promosi, citra merk dan atribut produk. Pada variabel promosi berdasarkan penelitian Adiwijaya dan Djati yang berjudul “Analisa Strategi Penempatan Citra, Komunikasi dan Promosi Sebagai Bagian Dalam Pembelian Ulang” menyatakan bahwa promosi adalah suatu persuasi / pendekatan yang dibuat untuk menggerakkan seseorang/ organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Dalam menciptakan pertukaran pemasaran antara lain dengan pembelian ulang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh promosi terhadap minat pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio pada dealer Mataram Sakti Semarang ?
2. Bagaimana pengaruh atribut produk terhadap minat pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio pada dealer Mataram Sakti Semarang ?
3. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap minat pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio pada dealer Mataram Sakti Semarang?


LANDASAN TEORI
Pembelian Ulang
Pembelian ulang merupakan salah satu perilaku setelah pembelian yang sebelumnya didasari dengan kepuasan. Jika pelanggan merasa puas untuk selanjutnya dia akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. (Kotler, 1997: 176)
Menurut Swastha (1997 : 131) menyatakan bahwa pembelian ulang merupakan suatu sikap perilaku konsumen yang hanya membeli sebuah produk/jasa secara berulang-ulang tanpa menyertakan aspek kesukaan di dalamnya, sehingga tercipta loyalitas konsumen yang merupakan suatu komitmen terhadap suatu merk atau produk tertentu, toko, pemasok atau perusahaan berdasarkan sikap positif yang tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.
Pembelian ulang menurut Swasta dan Irawan (2003: 340), dipengaruhi oleh sikap orang lain, iklan (promosi), harga dan manfaat yang diharapkan. Sedangkan menurut Rismiati dan Suratno (2001: 198) ada 3 (tiga) sifat seseorang melakukan tindakan pembelian ulang, yaitu : citra merek, atribut produk, efektifitas iklan.

Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel dalam pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Promosi adalah arus informasi atau persuasi yang dibuat untuk menggerakkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Nikels dalam bukunya Swasta dan Irawan, 2003: 349). Promosi adalah semua jenis kegiatan yang ditunjukkan untuk mendorong permintaan (Bell dalam Swasta dan Irawan, 2003: 349).
Kedua definisi tersebut pada dasarnya sama meskipun penekanannya berbeda. Definisi tersebut pertama lebih menitik beratkan pada penciptaan pertukaran, sedangkan definisi kedua lebih menekankan pada pendorongan permintaan. Pertukaran yang akan terjadi karena adanya permintaan dan penawaran dari segi yang berlainan. Jadi promosi merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai suatu proses berlanjut. Ini disebabkan karena promosi dapat menimbulkan serangkaian kegiatan selanjutnya dalam pemasaran.
Atribut Produk
Menurut Kotler (1997:9) produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan untuk kebutuhan termasuk didalamnya adalah objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Sedangkan Stanton dalam Swasta dan Irawan (2003:222) mengatakan bahwa sebuah produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) yang di dalamnya sudah tercakup harga, warna kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya. Dari beberapa pendapat para ahli mengenai arti produk tersebut dapat disimpulkan bahwa produk adalah hasil kegiatan produk yang berujud barang dan dapat diterima sebagai sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Atribut produk menurut Rismiati dan Suratno (2001: 204) merupakan sesuatu yang melekat pada produk yang berwujud seperti mutu, ciri-ciri dan model. Semua atribut produk terbentuk dalam proses realisasi produk yang akhirnya dibuat prototipe produk. Perusahaan setelah memperkenalkan atribut produk di pasaran, maka akan menyempurnakan atribut produk agar bertahan dalam menghadapi tantangan dalam siklus kehidupan produk.
Citra merek
Citra disebut juga dengan image (Brown and Dacin, 1997) dalam Suhartanto dan Nuralia (2001: 28). Citra merupakan gambaran secara umum atau persepsi yang dimiliki oleh masyarakat umum tentang suatu perusahaan, unit atau produk. Kotler (1997: 59) menyatakan citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Berbeda dengan identitas karena identitas merupakan berbagai cara yang diarahkan perusahaan untuk mengidentifikasikan dirinya atau memposisikan produknya. Namun demikian perusahaan perlu merancang suatu identitas atau penetapan posisi (positioning) untuk membentuk citra masyarakat, akan tetapi faktor-faktor lain mungkin mempengaruhi citra yang diterima tiap individu.
Kerangka Pemikiran





Hipotesis
1. Ada pengaruh promosi terhadap pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio pada dealer Mataram Sakti Semarang.
2. Ada pengaruh atribut produk terhadap pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio pada dealer Mataram Sakti Semarang.
3. Ada pengaruh citra merek terhadap pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio pada dealer Mataram Sakti Semarang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian penjelasan (explanatory research). Populasinya adalah seluruh konsumen yang melakukan pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio pada dealer Mataram Saksi Semarang. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 100 orang. Setelah menetapkan jumlah sampel yang akan diteliti, selanjutnya sampel diambil secara terbatas terhadap konsumen yang melakukan pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio pada dealer Mataram Sakti Semarang yaitu dengan cara accydental sampling
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian didapat dari dua sumber, yaitu : data primer dan data sekunder. Sedangkan Alat analisis ini untuk mengetahui hubungan variabel bebas (promosi, atribut produk dan citra merek) terhadap variabel terikat (pembelian ulang). Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + β1X1 + β 2 X2 + β 3 X3 + e
Dimana :
Y = variabel terikat (pembelian ulang)
a = konstanta
β = koefisien regresi
X1 = promosi
X2 = atribut produk
X3 = citra merek
e = variabel pengganggu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Uji Kualitas data
Tabel
HASIL VALIDITAS VARIABEL
Indikator Nilai r Sign Keterangan
Promosi
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
Atribut Produk
X2.1
X2.2
X2.3
Citra Merek
X3.1
X3.2
X3.3
Pembelian Ulang
Y1.1
Y1.2
Y1.3
0,616
0,729
0,698
0,665

0,611
0,763
0,861

0,657
0,810
0,742

0,814
0,760
0,662
0,000
0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid

Valid
Valid
Valid

Valid
Valid
Valid

Valid
Valid
Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2009
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan terhadap semua variabel (promosi, atribut produk, citra merek dan pembelian ulang ) ternyata ke-3 variabel dengan indikator-indikatornya tersebut diperoleh nilai signifikansi yang jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga keseluruhan variabel dinyatakan valid dan dapat dilanjutkan pada proses penghitungan selanjutnya.

Tabel 4.18
HASIL RELIABILITAS VARIABEL
Indikator Cronbach’s Alpha Batas α Keterangan
Promosi (X.1)
Atribut Produk (X.2)
Citra Merek (X.3)
Pembelian ulang (Y) 0,604
0,645
0,613
0,604 0,600
0,600
0,600
0,600 Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2009
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai R Alpha Coanbach masing-masing variabel lebih besar dari 0,6 sehingga keseluruhan variabel dapat dinyatakan reliabel.
Hasil perhitungan regresi linier berganda antara promosi, atribut produk dan citra merek terhadap pembelian ulang diperoleh hasil-hasil sebagai berikut :
Tabel
HASIL PERHITUNGAN REGRESI LINIER BERGANDA
ANTARA PROMOSI, ATRIBUT PRODUK DAN CITRA MEREK
TERHADAP PEMBELIAN ULANG













Y = 1,297 + 0,139 X1 + 0,181 X2+ 0,552 X3
Pada perhitungan estimasi regresi ini, digunakan koefisien determinasi yang disesuaikan (adjusted R2) bukan R2. Adapun nilai koefisien determinasi yang disesuaikan (adjusted R2) yang diperoleh adalah 0,729 artinya 72,9 % variasi dari semua variabel bebas (promosi, atribut produk dan citra merek) dapat menerangkan variabel tidak bebas (pembelian ulang ), sedangkan sisanya sebesar 27,1 % diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam penelitian.

Pengujian Hipotesis
a. Pengaruh Antara Promosi (X1) terhadap Pembelian ulang (Y)
Dari hasil perhitungan didapat nilai t hitung sebesar 2,637 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,010. Apabila dilihat pada t tabel dengan  = 5 % didapat t tabel sebesar n–k = 100–3 = 97 = 1,985. Ini berarti bahwa t hitung = 2,637 > dari t tabel = 1,985 yang artinya bahwa ada pengaruh antara variabel promosi terhadap pembelian ulang. Perhitungan uji t X1 bisa menggunakan uji signifikan dengan program SPSS ternyata untuk nilai X1 nilai signifikan 0,01 < 0,05. Dengan demikian X1 berpengaruh terhadap Y.
b. Pengaruh Antara Atribut Produk (X2) terhadap Pembelian ulang (Y)
Dari hasil perhitungan didapat nilai t hitung sebesar 2,040 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,044. Apabila dilihat pada t tabel dengan  = 5 % didapat t tabel sebesar n-k = 100–3 = 97 = 1,985. Ini berarti bahwa t hitung = 2,040 > dari t tabel = 1,985 yang artinya ada pengaruh antara variabel atribut produk terhadap pembelian ulang. Perhitungan uji t X2 bisa menggunakan uji signifikan dengan program SPSS ternyata untuk nilai X2 nilai signifikan 0,04 < 0,05. Dengan demikian X2 berpengaruh terhadap Y
c. Pengaruh Antara Citra Merek (X3) terhadap Pembelian ulang (Y)
Dari hasil perhitungan didapat nilai t hitung sebesar 5,855 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Apabila dilihat pada t tabel dengan  = 5 % didapat t tabel sebesar n–k = 100–3 = 97 = 1,985. Ini berarti bahwa t hitung = 5,855 > dari t tabel = 1,985 yang artinya bahwa ada pengaruh antara variabel citra merek terhadap pembelian ulang. Perhitungan uji t X3 bisa menggunakan uji signifikan dengan program SPSS ternyata untuk nilai X3 nilai signifikan 0,00 < 0,05. Dengan demikian X3 berpengaruh terhadap Y
Uji F (F-test) dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen yaitu promosi (X1), atribut produk (X2) dan citra merek (X3) secara simultan (bersama-sama) terhadap pembelian ulang (Y). Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai F hitung sebesar 89,870 dengan probabilitas = 0,000 yang jauh lebih kecil dari  = 0,05. Apabila dilihat pada t tabel dengan  = 5 % didapat F tabel sebesar (k; n-k-1) = 3; 100–3–1 = 3; 96 = 2,70. Ini berarti bahwa F hitung = 89,870 lebih besar dari F tabel = 2,70 yang artinya bahwa variabel atribut produk (X1), citra merek (X2) dan promosi (X3) secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif terhadap pembelian ulang.
Pembahasan
Pembelian ulang merupakan salah satu perilaku setelah pembelian yang sebelumnya didasari dengan kepuasan. Jika pelanggan merasa puas untuk selanjutnya dia akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. (Kotler, 1997: 176). Sedangkan menurut Swasta dan Irawan (2003: 340), dipengaruhi oleh sikap orang lain, iklan (promosi), harga dan manfaat yang diharapkan. Menurut pendapat Rismiati dan Suratno (2001: 198) ada 3 (tiga) sifat seseorang melakukan tindakan pembelian ulang, yaitu : citra merek, atribut produk dan efektifitas iklan.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2006) yang menyatakan bahwa pembelian ulang dipengaruhi oleh faktor citra merek. Sedangkan menurut Adiwijaya dan Jati (2008) menyatakan bahwa penempatan citra merek, komunikasi dan promosi sebagai bagian dalam pembelian ulang.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara promosi terhadap pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio di Dealer Mataram Sakti. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan nilai positif (koefisien regresi X1 = 0,139) dan signifikan (0,010) sehingga agar keputusan konsumen dalam pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Promosi merupakan salah satu kegiatan perusahaan dalam memperkenalkan produk-produk sepeda motor Yamaha Mio yang ditawarkan oleh Yamaha Mataram Sakti Motor Semarang telah dilakukan melalui periklanan, promosi penjualan, publisitas dan personal selling.
Kegiatan periklanan pada Yamaha Mataram Sakti Motor Semarang selama ini dilakukan melalui penyebaran brosur dan pemasangan spanduk yang lebih intensif karena produk sepeda motor Yamaha Mio tidak hanya ditawarkan oleh Yamaha Mataram Sakti Motor Semarang saja, akan tetapi juga ditawarkan oleh dealer-dealer yang lain. Melalui penyebaran brosur dan pemasangan spanduk, konsumen menjadi lebih tertarik dan berminat untuk melakukan pembelian ulang karena didalam brosur dijelaskan mengenai harga tunai maupun harga kredit. Sementara melalui pemasangan spanduk akan semakin mempermudah pengenalan konsumen akan keberadaan perusahaan.
Selain itu kegiatan periklanan pada Yamaha Mataram Sakti Semarang juga dilakukan melalui promosi penjualan yaitu pemberian hadiah pada produk-produk tertentu dalam masa-masa tertentu pula, misalnya pada saat hari kemerdekaan, hari raya Idul Fitri maupun tahun baru dengan memberikan potongan uang muka atau beberapa produk (missal : magic jar, setrika dan lain-lain).
Kegiatan promosi melalui publisitas dilakukan melalui pendekatan yang lebih persuasif kepada konsumen sehingga konsumen mampu menciptakan image dan kesan positif dan akhirnya bersedia menginformasikan kepuasannya dalam melakukan pembelian ulang pada dealer Yamaha Mataram Sakti Semarang kepada orang lain yang dikenal.
Sementara kegiatan personal selling dilakukan melalui peningkatan jumlah sales penjualan melalui penawaran pembelian kolektif, artinya sales penjualan disamping memperluas area wilayah penjualan juga memberikan penawaran harga kolektif sehingga lebih menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian.
Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Swastha dan Irawan (2003) yang menyatakan bahwa promosi adalah semua jenis kegiatan yang ditunjukkan untuk mendorong permintaan sehingga promosi merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai suatu proses berlanjut yang menimbulkan konsumen melakukan pembelian ulang.
Penelitian yang menyatakan bahwa promosi mempengaruhi pembelian ulang juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eunike (2007: 47), yang menyatakan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel marketing mix berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang, yang salah satunya menyatakan bahwa promosi mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara atribut produk terhadap pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang menunjukkan nilai positif (koefisien regresi X1 = 0,181) dan signifikan (0,044) sehingga agar keputusan konsumen dalam pembelian sepeda motor Yamaha Mio selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu hendaknya sepeda motor Yamaha Mio tersebut terus terus diperhatikan atribut-atributnya sehingga memenuhi apa yang diinginkan konsumen.
Atribut produk yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio pada Yamaha Mataram Sakti Semarang adalah mutu produk. Perusahaan berupaya agar produk sepeda motor Yamaha Mio benar-benar sesuai dengan apa yang ditawarkan, artinya pihak perusahaan semaksimal mungkin berusaha agar dapat menghindari terjadinya produk-produk yang tidak sesuai dengan harapan. Hal tersebut dapat terpenuhi karena pihak Yamaha Mataram Sakti Semarang telah memilih tenaga-tenaga mekanik yang handal sehingga kesalahan-kesalahan pada saat check final sepeda motor Yamaha Mio akan dikirim ke konsumen benar-benar dalam kondisi baik.
Mengenai ciri produk Yamaha Mataram Sakti Semarang telah berupaya memenuhi keinginan konsumen melalui model dan warna-warna yang tersedia dalam berbagai pilihan sehingga konsumen yang menginginkan produk Yamaha Mio terpenuhi sesuai dengan keinginan dan pilihannya.
Untuk meningkatkan gaya konsumen dalam menggunakan Yamaha Mataram Sakti Semarang, selain menjual sepeda motor Yamaha Mio dalam berbagai pilihan, pihak dealer juga menyediakan berbagai macam aksesoris sehingga konsumen yang ingin tampil beda dan lebih bergaya.
Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rismiati dan Suratno (2001: 204) yang menyatakan bahwa atribut produk merupakan sesuatu yang melekat pada produk yang berwujud seperti mutu, ciri-ciri dan model. Semua atribut produk terbentuk dalam proses realisasi produk yang akhirnya dibuat prototipe produk sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang.
Penelitian yang menyatakan bahwa atribut produk mempengaruhi pembelian ulang ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2007), yang menyatakan bahwa atribut produk mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian ulang membeli kebab di Kebab Turki Baba Rafi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh citra merek terhadap keputusan konsumen dalam pembelian sepeda motor Yamaha Mio di Dealer Mataram Sakti . Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang menunjukkan nilai positif (koefisien regresi X2 = 0,552) dan signifikan (0,000) sehingga agar keputusan konsumen dalam pembelian ulang sepeda motor Yamaha Mio. Agar penjualan selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu hendaknya sepeda motor Yamaha Mio tersebut terus diperhatikan sehingga konsumen akan selalu merasa bangga dalam menggunakan dan memiliki nilai purna jual yang tinggi bila sewaktu-waktu kendaraan tersebut harus dijual.
Kualitas produk merek merupakan indikator yang dipertimbangkan dalam citra merek. Dalam hal ini kualitas produk merek Yamaha Mio benar-benar dijaga oleh Yamaha Mataram Sakti Semarang yaitu dengan tidak menggunakan onderdil-onderdil palsu apabila terdapat onderdil yang rusak pada sepeda motor. Hal ini selain untuk menjaga image positif terhadap produk sepeda motor Yamaha Mio, juga untuk menimbulkan kesan positif akan keberadaan Yamaha Mataram Sakti Semarang yang benar-benar memperhatikan kualitas produk.
Identitas merek juga menjadi indikator yang dipertimbangkan dalam citra merek. Yamaha Mio merupakan salah satu produk yang mewakili keberadaan perusahaan sehingga dalam rangka mempertahankan citra yang positif akan merek Yamaha, Yamaha Mataram Sakti Semarang juga berperan serta dalam menjaga identitas merek melalui pelayanan yang baik mulai proses pembelian hingga pasca pembelian.
Berkaitan dengan citra merek, persepsi masyarakat juga menjadi salah satu indikator yang dipertimbangkan. Hal ini karena produk Yamaha terutama Yamaha Mio telah mampu memenuhi harapan konsumen, yaitu sepeda motor yang mudah dikendarai, nyaman dan praktis dalam mengendarai. Melalui Yamaha Mio diharapkan masyarakat memiliki persepsi yang baik terhadap semua merek Yamaha.
Penelitian tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler (1997: 59) yang menyatakan citra produk adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya yang dapat menimbulkan keputusan pembelian ulang.
Penelitian yang menyatakan bahwa citra merek mempengaruhi pembelian ulang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rochmawati (2006), yang menyatakan bahwa citra merek mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian ulang pada produk Aqua.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh promosi (X1), hal ini sejalan dengan pendapat Eunike (2007: 47), atribut produk (X2) hal ini sejalan dengan pendapat Puspita (2007) dan citra merek (X3) hal ini sejalan dengan pendapat Rochmawati (2006) baik secara parsial maupun secara simultan terhadap pembelian ulang (Y).
Pembelian ulang yang dilakukan oleh konsumen antara lain mempertimbangkan indikator rekomendasi keluarga, sikap dan kepercayaan serta pengalaman. Rekomendasi keluarga menjadi pertimbangan karena bagaimanapun pembelian sebuah sepeda motor tentu akan digunakan oleh seluruh anggota keluarga, meskipun penggunaannya dilakukan secara bergantian. Selain itu ada kemungkinan dalam pembelian ulang, dana yang digunakan untuk membeli sepeda motor Yamaha Mio berasal dari beberapa anggota keluarga. Sementara sikap dan kepercayaan tercipta karena selama ini kegiatan promosi yang dilakukan baik oleh produsen Yamaha Mio melalui iklan di televisi maupun kegiatan promosi melalui penyebaran brosur telah gencar dilakukan. Hal ini apabila dilakukan secara terus menerus akan menumbuhkan sikap dan kepercayaan masyarakat dalam keputusannya untuk melakukan pembelian ulang. Sementara pengalaman menjadi salah satu indikator yang dipertimbangkan karena konsumen sebelumnya pernah melakuan pembelian, dan pembelian ulang yang terjadi karena kepuasan konsumen atas pengalaman sebelumnya. Pengalaman yang terpuaskan pada pembelian lalu telah menimbulkan minat pembelian ulang di masa datang.

P E N U T U P
Kesimpulan
1. Variabel promosi (X1) berpengaruh terhadap pembelian ulang konsumen (Y) pada dealer Mataram Sakti Semarang.
2. Variabel atribut produk (X2) berpengaruh terhadap pembelian ulang konsumen (Y) pada dealer Mataram Sakti Semarang.
3 . Variabel citra merek (X3) berpengaruh terhadap pembelian ulang konsumen (Y) pada dealer Mataram Sakti Semarang.

Saran
1. Beberapa hasil jawaban responden mengenai promosi terutama pada indikator iklan yang menarik ternyata banyak responden yang menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan promosi melalui periklanan masih kurang maksimal. Untuk itu sebaiknya produsen Yamaha lebih meningkatkan pengenalannya mengenai keberadaan produk Yamaha Mio sehingga konsumen benar-benar mengenal dan mengetahui keberadaan konsumen dimanapun berada. Sementara bagi pihak Mataram Sakti Motor Semarang hendaknya lebih memperbanyak penyebaran brosur dan pemasangan spanduk, terutama ditempat-tempat strategis dan melakukan kegiatan promosi ditempat-tempat keramaian, misalnya : di Simpang Lima pada hari minggu pagi.
2. Untuk variabel-variabel lain yaitu atribut produk dan citra merek hendaknya dapat terus dipertahankan karena merek Yamaha merupakan salah satu merek sepeda motor yang sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Sementara produk Yamaha Mio yang telah diproduksi sejak tahun 2004 dan menjadi pelopor sepeda motor matic hendaknya dapat terus dipertahankan dan mampu menjadi generasi motor matic terbaik selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar